Senin, 05 Oktober 2020

If You Could Run Away, Where Would You Go

 

Nah ini temanya mantep banget nih

Kebetulan aku lagi ada beberapa hal yang jadi beban pikiran dan lumayan mengganggu

Bikin tidur ga enak, makan ga enak, dan hari hari kepikiran meleleeeee

 

Tapi ya nggak kemudian aku sediiiih dan di keliat keliatin biar orang pada empati. Biar orang pada tau aku lagi nggak mood. Nggak begitu.

 

Aku juga ga akan cerita masalah apa yang sedang aku hadapi. Karena nggak semua orang memiliki sudut pandang yang sama. Malah di kiranya nanti aku sambatan lagi haha. Jadi yaa, simply aku sedang ada permasalah yang aku hadapi. Dan saat ini ak belum nemu jalan keluarnya. Kayak tiap ada celah selaluuuu aja ada hambatannya. Ada yang bikin ga sreg di hati. Dan kepikiannya bener bener sampe ga enak di pake ngapa – ngapain. Ambil libur terus jalan jalan? Ga mempan. Ttp kepikiran. Malah liburannya jadi nggak enak karena badan dan hati nggak se frequensi. Badannya dimana, hati dimana, pikiran kemana

 

Jadi, masalah ini sebenernya bukan untuk kita harus berlari. Tapi harus di hadapi. Bagaimanapun caranya. Kudu di hadapin. Apapun rintangannya. Apapun kendalanya. Susah emang. Tapi satu satu nya jalan yang memang harus di hadapi

 

Takut ambil resiko?

Takut salah ambil langkah?

Takut bikin keputusan?

 

Balikin semua ke Allah.

Hand everything to Allah

 

Eaak

Klise ya jawabannya

Tapi ya memang harus seperti itu

 

Ketika kita menghadapi masalah yang sepertinya, otak kita tidak bisa memutuskan. Pikiran kita tidak bisa mencari jalan keluar. Mungkin kita tidak pernah menyertakan Allah dalam setiap langkah kita. Mungkin kita selalu lupa mengingat Allah saat kita memikirkan sesuatu. dan mungkin kita lupa bahwa semnua yang terjadi ini atas kehendak Allah.

 

Lantas, jika ini memang kehendak dan takdir yang Allah beri? Kenapa tidak kita kembalikan saja semuanya kepada Allah.

 

Betul. Manusia di tuntut untuk berusaha. Manusia di minta untuk tidak menyerah. Hanya saja setiap usaha dan jalan yang kita ambil, kita selalu lupa menyertakan Allah.

Allah adalah sebaik-baik perencana dan pengambil keputusan. Kita manusia ini kenapa songong seklai mengambil keputusan tanpa menyertakan Allah.

 

Tidak, tulisan ini tidak sedang menggurui siapapun, tidak sedang menasehati siapapun.

 

Aku sedang menasehati diriku sendiri.

Mengomeli diri sendiri. Suatu saat nanti, jika sedang dalam keadaan yang sama, aku bisa menasehati diri ini dengan membaca tulisan ini

 

Sertakan Allah di setiap langkah kita

Sertakan agama di setiap langkah yang kita ambil sebagai pedoman hidup agar tidak tersesat di gemerlap dunia

 

Jika sudah,

Mari kita jalan jalan

Hahaha

Setelah lulus menghadapi masalah. Setelah masalah terurai dan terselesaikan, mari kita refreshing. Itung – itung sebagai bentuk penghargaan terhadap diri. Perayaan bahwa kita telah usai melewati satu fase ujian hidup. Dan akan siap kembali menanti ujian hidup di fase fase selanjutnya

 

Maldives, would be great. Aku belum pernah ke maldives sih. Cuman, I will. And surely, I will go. 

 

Atau kalau maldives di rasa too much. Singapore is fine. Aku akan dengan senang hati bolak balik singapore seperti ruamhku sendiri hahaha.

Duduk di orchard sambil makan esgrim uncle, lalu melihat orang lalu lalang berjalan cepat berburu dengan waktu.

Atau duduk di depan pelataran masjid sultan di bugis. Sambil menikmati sore dengan burung burung di situ menunggu waktu maghrib

 

Kalau boleh agak jauhan lagi, seoul will be oke.

Aku akan sholat di mesjid seoul itaewon. Lalu jalan jlan menikmati malam di sepanjang jalanan itaewon.

Mungkin, besoknya duduk duduk di pulau nami sambil makan goguma hangat dan menikmati autumn yang mulai adem adem slemm

 

Salam hangat,

#30dayswrittingchallenge

#30harimenulisblog

#day15

#ifyoucoulrunawaywherewouldyougo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

[SKINCARE REVIEW] Skincare Clarice Clinic to the Rescue

Hai semuuaaaa   Assalamualaikum   Eh kebalik ya, harusnya salam dlu   Assalamualaikum   Hai semuaaaa   Gini harusnya S...