Bingung juga mau memulai dari mana.
Hanya saja sedang ingin menulis. Menulis tentang 2 bocah ini. Haha! Ingin
tertawa sendiri rasanya kalau mengingat 2 santri ini. Ingin rasanya berbagi
kepada semua bahwa aku, punya murid sehebat mereka, hanya saja bingung mau
memulai darimana
Mereka muridku di SMA Al-Multazam. Ya,
aku mulai ‘kembali menjadi keluarga’ di tempat ini setelah 4 tahun aku pergi
menuntut ilmu di Surabaya. Banyak perubahan yang terjadi pada tempat ini.
Sangat berbeda dengan 4 tahun yang lalu saat aku masih berlari-lari kecil di
lapangan voli menggunakan seragam sekolah ini. Al-Multazam bukan hanya sekolah
biasa. Dia juga Pondok Pesantren modern yang mengenalkanku pada Islam lebih
dalam, mendekatkanku dengan Tuhanku Allah SWT. Gedungnya sudah jauh lebih
besar, lebih teratur dan lebih megah. Santri dan siswanya juga sudah jauh lebih
banyak daripada saat masaku sekolah dulu. Ah! Aku jadi rindu dengan sahabat 6
tahunku. Satu angkatan yang hanya terdiri dari 18 santri saja. Angkatan
ter-sedikit sepanjang sejarah Al-Multazam :D hai zeventeen –begitu aku menyebut
angkatanku- apa kabar kalian, Al-Multazam rindu dengan canda tawa kita. Kapan
ini kita bisa bersama lagi? Tidur dalam satu atap, makan dalam satu nampan,
bersama dalam satu ruangan mengenakan seragam yang sama. Semoga, akan ada yang
menggantikan ke-gokilan kita! Haha.
And voila! Ternyata ada loh yang
menggantikan ke-gokilan kita. Haha. Aku selalu tersenyum jika melihat angkatan
ini. Mereka mengingatkanku pada angkatan kita, Zev! Aku lupa mereka angkatan ke
berapa, sepertinya ke delapan. Dan disitu aku seperti mengaca pada diriku
sendiri dan dessy sahabatku. Aku seperti melihat tingkahku saat zaman sekolah
dulu. Aku dan Dessy seperti ada pada Mila dan Ayu. Entah aku ada di Mila atau
Ayu, entah juga Dessy ada di Mila atau Ayu. Yang jelas, mereka terlihat sama
bagiku
Mila dan Ayu. Aku tidak mengenal
mereka begitu baik. Aku baru satu tahun berada disini dan aku butuh waktu untuk
menghafalkan 300 lebih nama santri disini. yang jelas, sedikitpun aku tidak
pernah menganggap mereka muridku. Mereka adikku. Adik dari orang tua dan latar
belakang keluarga yang berbeda. Kami punya satu tujuan yang sama. Kami
sama-sama ingin belajar. Kembali pada Mila dan Ayu
Orang bilang, mereka nakal. Orang
bilang mereka pemberontak. Orang bilang mereka bukan santri yang baik.
Menurutku? Entahlah. Mungkin iya. Karena aku merasa aku seperti itu. Aku
pemberontak, aku nakal dan aku bukan santri yang baik. Memang iya. Aku sangat
pemilih kepada siapa aku akan percaya, kepada siapa aku akan nurut. Aku akan
dengan frontal menunjukkan bila aku sedang tidak suka akan sesuatu. Tidak
pandai menyembunyikan perasaan. Jika aku suka akan kubilang suka, jika tidak
maka aku bilang tidak. Begitupun Dessy. Dia orang yang sangat jujur akan
perasaanya, dia orang yang sangat teguh pendiriannya, dia mungkin orang yang
sangat kaku, tapi sebetulnya dia orang yang lembut. Dan sepertinya, aku melihat
diriku dan Dessy ada pada Mila dan Ayu
Mungkin mereka nakal, mungkin mereka
pemberontak, mungkin mereka bukan santri yang baik. Tapi mereka punya sisi yang
orang hanya akan melihat sisi jeleknya saja. Mereka nakal, menurutku itu
lumrah. Di umur seperti mereka pertumbuhan dan perkembangan selnya sedang dalam
metabolisme yang menunjukka progres meningkat pesat. Menimbulkan efek berfikir
cepat dan bertidak cepat walau terkadang tidak tepat. mungkin mereka
memberontak, tapi mereka memberontak pada hal yang tidak mereka setujui.
Menurutku itu juga sangat dimaklumi, mereka mungkin tidak setuju karena mereka
tidak mengerti. Jelaskan saja dengan baik-baik dan dengan gaya mereka, yakin,
mereka akan menerima dengan baik. Mereka bukan santri yang baik. Dalam hal apa?
Mereka pintar, mereka bertanggung jawab. Jika tidak kenapa mereka dimasukkan dalam
organisasi yang menghimpun seluruh santri?
Itu semua adalah tugas kita sebagai
guru bukan? Sebagai pembimbing.
Membimbing mereka ke jalan yang benar.
Membimbing bukan menyeret.
Memberitahu mereka hal yang belum
mereka ketahui.
Memberitahu bukan mendokrin.
Menegur apabila mereka salah.
Menegur bukan menghakimi.
Sepertinya aku tidak mengulas banyak
tentang Ayu dan Mila. Aku malah menulis ngelantur kesana kemari, haha. Masa
bodo! Entahlah, tiba-tiba aku ingin bercerita ttg mereka. Dan dengan bekerja
sama dengan mereka, aku merasa timku kompak walau ada beberapa orang yang
selalu mengusik. Entah memang kami yang salah dalam mengambil keputusan atau
mereka syirik dengan keakraban kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar