Aku menatapmu
dengan mataku yang masih jernih
Mata seorang
perempuan muda yang masih memiliki penglihatan yang jelas
Yang dengan mataku
ini aku bisa melihat isyarat yang terlintas di matamu
Namun, umurku
semakin bertambah
Membuat seluruh
sel-sel yang ada di tubuh ku sedikit demi sedikit tereduksi
Masihkah kau
mencintaiku di saat,
Di saat kulitku
tidak lagi kencang
Di saat mataku
mulai berkantung dan keriput
Di saat aku tidak
lagi mampu berlari
Di saat aku lupa
untuk bernafas
Di saat jantungku
mulai lemah untuk berdetak
Ku mohon,
Tetaplah berada di
sampingku
Di saat aku tidak
lagi mampu berdiri
Tetaplah memelukku
Di saat aku tak
lagi bisa menyiapkan mu secangkir kopi
Di saat aku tidak
lagi mampu menyambutmu ketika kau pulang kerja
Dan ku mohon,
Tetap cintailah
aku,
Jangan bosan
berada di sampingku, jangan bosan mengingatkanku
Di saat aku lupa
bagaimana cara terbaik untuk bernafas
Di saat aku lupa
bagaimana menyuruh jantungku untuk selalu berdetak dengan baik
Di saat aku tidak
lagi mampu untuk menemanimu menikmati indahnya sore
Hingga saat
jantungku tak berdetak pun
Atau darahku
berhenti mengalirpun
Yakinlah, aku
telah meletakkan mu di tempat yang paling special
Bukan di hati,
karena hati suatu saat akan membusuk
Bukan di jantung,
karena jantung suatu saat akan berhenti berdetak
Bukan di otak,
karena otak memiliki kapasitas
Namun aku selalu
menitipkanmu
Di setiap doa yang
aku panjatkan
Di setiap hembusan
nafas hingga di saat terakhir
Dan aku
menitipkanmu
Di setiap sujudku,
Di setiap aku
menyebut nama Sang Maha Pencipta Mu
Karena aku tahu,
Selain menciptakan
pelangi,
Tuhan sedang pada
mood terbaiknya saat menciptakanmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar