Senin, 09 Juli 2018

KAPAN NIKAH????

KAPAN NIKAH?
KAPAN NIKAH?
KAPAN NIKAH?

pertanyaan momok yang sangat di takuti oleh mereka -sebenernya bukan mereka, tapi, kami- para single fighter -begitu ku menyebutnya. either than, jomblo ku lebih memilih memanggil sebagai single fighter, hahaha-. dulu, emang pertanyaan ini sempat menjadi momok buatku. entah, kenapa kok pertanyaan dengan dua kata dalam satu kalimat ini bisa jadi se-menyeramkan itu. mungkin karena saat itu aku belum tau jawabannya, mungkin karena aku emang ga ada pacar, jadi lelah menghadapi semua pertanyaan itu sendirian atau mungkin karena terlalu lelah karena yang nanya nggak hanya satu atau dua orang, tapi banyak baaaanget. atau bahkan mungkin, yang nanya bukan orang yang dekat dengan kita, paham kita atau kenal kita dengan baik. bahkan orang yang sering melemparkan pertanyaan seperti itu adalah mereka yang tidak terlalu dekat dengan kita. baik secara garis keturunan seperti saudara dekat ataupun dekat secara emosional, sahabat misalnya

tapi, makin kesini ku makin sadar. sepertinya rasa yang mengganggu saat ada pertanyaan itu ada bukanlah rasa takut. tapi jengah. you know, jengah? gitu deh pokoknya. dan kemungkinan yang paling mungkin kenapa aku merasa 'jengah' dengan pertanyaan itu adalah karena yang nanya itu punya rasa lain lebih dari kepo yang ada di benak mereka. ngerti nggak maksudku? sebentar, sini aku jelasin.

jadi, mereka tanya kamu "Kapan nikah?" adalah bukan orang yang benar-benar ingin tanya ke kamu kapan nikah? bukan orang yang benar-benar akan puas dengan jika kamu memberi jawaban

"Insya Allah Bulan depan"

 kalo kalian jawab begitu -baik itu jawaban sesungguhnya ataupun jawaban yang kalian ada-ada- pasti akan ada pertanyaan susualn lainnya, seperti

"sama siapa? anak mana itu? kerja apa? eh, uda kerja apa masih sekolah? islamnya aliran apa? punya usaha apa? orang mana?" 

dan berondongan pertanyaan yang lain. atau mungkin kalo kalian nanti jawab, 

"doanya saja. Insya Allah secepatnya" 

atau 

"belum tau nih, belum ada yang ngajakin".

pasti mereka akan ngerespon dengan, 

"mau sampe kapan? kamu sekarang uda umur berapa? cari yang begimana sih? kamu pemilih kali. kamu terlalu pentingin kerjaan sih, kamu pentingin sekolah sih. kamu gendut sih, kamu jelek sih, kamu pendek sih, item sih, jerawatan sih 

and still more of sucks respon than you thought!. you guys have to know, they won't get enough of your answers! whatever your answers are!   

dan yang paling menyebalkan lagi, yang tanya ke kalian itu adalah orang yang nggak dekat dengan kali, seperti kataku tadi, baik dekat secara biologis maupun secara emosional. atau mungkin orang dekat biologis, sepupu misalnya atau bude, atau nenek dari nenek, buyut dari buyut, tapi mereka nggak dekat secara emosional. yang ku yakin, mereka nanya ke kita itu nggak hanya sekedar nanya. entah apa yang sedang mereka cari di semua pertanyaan yang di ajukan ke kita. 

'loh, kan cari topik pembahasan? masa kalo ketemu diem diem aja'
kalian bisa kok cari pembahasan yang nggak pake mengkorek kehidupan pribadi orang. dengan begitu kalian akan menjaga privasi mereka tanpa mengkoreknya dengan baik

'siapa tau bisa bantu. kalo ada kenalan yang cocok kan bisa jodohin'
kalo emang serius, tanya ke orang tuanya. ajak ngomong serius dianya. ngomong baik baik. dan jangan main main. umur dan perasaan orang bukan hal yang bisa di mainin

buatku, menikah itu bukan hanya menyatukan dua kepala menjadi satu. menyatukan hatimu dan hatiku. menikahkan aku dan kamu. tapi juga menikahkan 2 keluarga besar jadi satu. keluargamu dan keluargaku. dimana di dalam keluarga itu banyak kepala, di dalem kepala ada otak, punya mulut. bisa mikir dan berpendapat sendiri sendiri. jadi ya ga mungkin gampang nikahkan orang. bukan berfikir ribet, nih aku tuh bantu kasih tau mereka yang mulutnya suka usil nanyain tentang pernikahan orang yang bahkan deket aja enggak. menikah itu masalah tanggung jawab. tanggung jawab ke suami, ke keluarga suami, ke sanak sodara suami, ke keluarga sendiri, ke sanak saudara sendiri dan ke diri sendiri

tentang pernikahan, kenapa orang ada yang gampang banget nikah di usia muda, atau sampe banyak umur nggak nikah nikah. lu kate mereka ga pingin nikah? pengen! tapi kalo jodoh belum datang, terus gimana? mo nikah sama sapi? makanya mulut jangan suka usil. gitu

aku nih, aku sempat berfikir, kenapa sampe umur 25 aku belum di kasih rezeki berupa nikah. jadi sebenernya aku belum ngebet banget sih, cuma lingkungan yang suka usil itu jadi bikin aku mikir juga, kenapa aku belum nikah. then aku berfikir. banyak banget yang bilang kalo jodoh kita adalah cerminan diri kita. kalo kita belum di pertemukan itu artinya jodoh kita sedang mempersiapkan dirinya yang terbaik untuk bertemu kita, sehingga kita juga harus selalu berbena, jadi saat ketemu nanti kita bisa slaing melengkapi, saling menyempurnakan. 
dan aku? aku masih gini gini aja. mulut masih suka ngomong kotor, hati masih suka iri, dengki, cemburu. tanggung jawab nggak selalu beres, tingkah juga masih suka nyakitin orang. mungkin, sikapku yang seperti ini masih akan merugikan calon suamiku kelak. itu sbeab nya Allah belum pertemukan aku dengan dia. nanti, jika aku sudah benar benar bisa menghilangkan atau mengurangi deh sikapku yang nggak baik itu, maka mungkin, mungkin ya ini, jodohku akan di dekatkan sama Allah. gitu

jadi kalian, yang suka di usilin dengan pertanyaan usil dari mulut usil. nggak hanya tentang kapan nikah? mungkin bisa kapan lulu? atau kapan punya anak? atau kapan nambah adek? jangan sedih. kita hidup ga pake uang dia, kita mulut dia suka usil emang, sikap dia kepo emang. tapi ga usah di tanggepin lah, anggep aja angin lalu. kalau mau jawab ya jawab aja sesuka hati kalian, yang bikin ati kalian lega. gausah mikir ga enak ga enakan, dia nanya juga ga mikir itu juga.

dan buat kalian yang suka usil. either than kalian nanya 

"Kapan nikah?"

ganti dengan 

"Semoga segera didekatkan jodohnya ya"

"Kapan punya anak?"

ganti dengan 

"Semoga segera di beri momongan yang sholeh sholihah ya"

Indonesia akan damai dengan yang begitu. oke?


[SKINCARE REVIEW] Skincare Clarice Clinic to the Rescue

Hai semuuaaaa   Assalamualaikum   Eh kebalik ya, harusnya salam dlu   Assalamualaikum   Hai semuaaaa   Gini harusnya S...